BUKIK MARAPALAM YANG DI KEBELAKANGKAN

SAKSI SEJARAH PUNCAK PATO YANG TAK TERPELIHARA 

PUNCAK PATO (BUKIK MARAPALAM)

Tanah Datar -- Puncak Pato adalah satu destinasi dari sejumlah pesona keindahan alam Sumatera Barat yang memiliki karakteristiknya sendiri. Di Puncak Pato inilah tercatat sebagai tempat terjadinya peristiwa bersejarah dalam perjalanan masyarakat adat Minangkabau . Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Sumpah Satie Bukik Marapalam.
Puncak Pato terletak di Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat. Puncak Pato secara geografis berada di ketinggian (puncak bukit) Bukit Marapalam. Dari Puncak Pato ini , kita dapat memandang keindahan alam yang menajubkan dari ketinggian. Lukisan alam yang luar biasa terbentang sejauh mata memandang membuat hati dan pikiran jadi tenang. Udara sejuk dan angin sepoi-sepoi yang berembus diantara pucuk-pucuk pinus membuat rasa tak ingin beranjak dari Puncak ini.
Namun sayang keindahan Puncak Pato saat ini sangat memprihatinkan. Kondisi yang kita rasakan dan kita lihat tidak mencerminkan semangat dalam pelestarian nilai nilai budaya dan bersejarah.  Terlihat di sekitar tempat tersebut sampah yang berserakan dan  coretan-coretan yang menempel di dinding-dinding monumen . Patung yang merupakan monumen untuk saksi peristiwa bersejarah juga tak kalah memprihatinkan. Patung itu mengalami kerusakan dan patah pada beberapa bagian tubuh patung yang menjadi icon tempat tersebut.
Hendrik salah satu wisatawan yang datang dari Pesisir Selatan merasa kecewa dengan banyaknya sampah yang  berserakan di sekitar area Puncak Pato.
"Ini merupakan yang pertama kalinya saya dan teman-teman datang ke Puncak Pato ini, sambil menikmati pemandangan yang indah saya juga merasakan kesejukan dan kenyamanan tempat ini, namun sayang dibalik semua itu terdapat sampah-sampah yang berserakan di sekitar tempat ini dan juga coretan-coretan porno yang tidak layak untuk dilihat dan dibaca oleh pengunjung,  sehingga mencoreng nilai-nilai sejarah tempat ini, saya berharap pemerintah daerah dapat segera membenahi tempat ini agar para pengunjung yang datang tidak merasa kecewa dan mau kembali datang untuk menikmati keindahan alam Tanah Datar lewat Puncak Pato, " jelas Hendrik.
Sementara itu Edi Susanto selaku Kepala Dinas Budaya Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tanah Datar mengatakan, " Kedepannya kita akan coba benahi, namun saat ini pengelolan Puncak Pato dibawah koordinasi Nagari Batu Bulek, dan Puncak Pato sendiri merupakan Tanah Ulayat dan belum di serahkan kepada Pemerintah Daerah, " jelas Edi.
Tambah Edi, pada tahun 2016 pemerintah daerah melalui Budparpora sudah membantu menyiapkan Detail Enginering Design ( DED ) perencanaan dan pengembangan kawasan Puncak Pato secara keseluruhan. Dengan adanya DED tersebut kita sudah memiliki pedoman yang jelas dan terarah untuk pembangunannya dan juga bisa dikelola oleh investor ataupun pihak lainnya, sedangkan kondisi K3 di lokasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh pihak pengelola dan Budparpora sebagai mitra untuk pembinaan.
Selain itu Budparpora juga akan mencarikan solusi minimal K3 nya dapat terjaga, dan peningkatan pengelola pengawasan oleh Nagari, melalui pembentukaan Pokdarwis. Karena pemerintah daerah belum bisa mengalokasikan anggaran jika lokasi tersebut belum menjadi aset daerah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BUKIK MARAPALAM YANG DI KEBELAKANGKAN "

Post a Comment